TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Suasana haru dan duka menyelimuti Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya pada penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKBM) Tahun Akademik 2024/2025, Selasa (3/9/2024).
Kegiatan yang seharusnya penuh dengan kegembiraan dan semangat, berubah menjadi momen penghormatan terakhir bagi Rega Haikal Faturohman, mahasiswa baru Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Unper, yang meninggal dalam rangkaian kegiatan PKKBM
Sejumlah personel drumband mahasiswa Unper tampak berderet duduk di depan Gedung Rektorat, tanpa memainkan alat musik mereka, sebagai tanda duka. Di dekat gerbang utama kampus, sekelompok penari yang biasanya memeriahkan upacara adat Sunda dalam prosesi penutupan PKKBM, kali ini menyambut rombongan Senat Unper dalam suasana yang berbeda tanpa iringan musik gamelan tradisional sunda membuat suasana hening menyelimuti seluruh kampus.
Insiden tragis yang merenggut nyawa Rega terjadi pada Senin, 2 September 2024, sekitar pukul 17.00 WIB. Bongkahan material plester dari lantai tiga Gedung Mashudi tiba-tiba terkelupas dan menimpa Rega yang saat itu berada di lantai dasar. Mahasiswa baru yang seharusnya memulai perjalanan akademiknya di Unper, kini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan seluruh civitas akademika.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, prosesi penutupan PKKBM yang biasanya dimulai pukul 08.00 WIB, baru dilaksanakan pada pukul 09.30 WIB. Sebelum acara dimulai, lebih dari seribu mahasiswa baru dan ratusan civitas akademika berkumpul di depan Gedung Mashudi, tempat terjadinya insiden, untuk menggelar tabur bunga dan doa bersama.
Aksi Solidaritas Mahasiswa Teknik
Para mahasiswa Fakultas Teknik, tempat almarhum Rega tercatat sebagai mahasiswa baru, menunjukkan solidaritas mereka dengan mengenakan kerudung hitam. Selain berdoa untuk almarhum, mereka juga menggalang donasi sebagai bentuk kepedulian. Di lokasi kejadian, lebih dari seratus mahasiswa teknik menyanyikan hymne fakultas sebagai penghormatan terakhir.
Ihsan Nurohman, perwakilan mahasiswa Fakultas Teknik, menjelaskan bahwa aksi solidaritas dan doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada Rega yang telah menjadi bagian dari keluarga besar Fakultas Teknik Unper.
"Meski Rega masih calon mahasiswa, ia sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Ini bentuk penghormatan dan apresiasi atas salah satu anggota keluarga kami yang gugur," ujar Ihsan kepada TIMES Indonesia di depan Gedung Mashudi Unper, Selasa (3/9/2024).
Ribuan mahasiswa baru mengikuti PKKBM 2024 di Kampus Universitas Perjuangan, Selasa (3/9/2024). (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Tidak hanya itu, Ihsan juga menyampaikan harapannya agar pihak universitas lebih memperhatikan kualitas sarana dan prasarana kampus agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kami meminta lembaga mengevaluasi kualitas sarana prasarana yang ada, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kami sedih dan marah atas kejadian ini," ungkap Ihsan.
Rasa duka mendalam pun datang dari Pimpinan Universitas Perjuangan, Rektor Universitas Perjuangan, Dr. H.D. Yadi Heryadi, M.Sc., dan Ketua Umum Yayasan Universitas Siliwangi (YUS), Brigjen TNI (Purn) Eko Yulianto, hadir bersama senat Unper dalam aksi solidaritas tersebut.
Keduanya menyatakan turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini. Dalam sambutannya pada acara sidang senat, kedua pimpinan ini juga meminta seluruh civitas akademika untuk turut mendoakan almarhum Rega.
"Ini adalah musibah yang sungguh sangat mengguncang," ujar Dr. H.D. Yadi Heryadi.
Selain menyampaikan ungkapan bela sungkawa ia pun menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap seluruh fasilitas kampus untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh mahasiswa dan staf.
Penutupan PKKBM tahun ini yang biasanya penuh dengan keceriaan, kini dipenuhi dengan nuansa duka. Mahasiswa, dosen, dan staf bersama-sama mengenang Rega Haikal Faturohman dalam sebuah prosesi yang mengharukan. Semua unsur pimpinan rektorat dan yayasan turut hadir, menunjukkan betapa besarnya kehilangan yang dirasakan oleh seluruh keluarga besar Unper.
Kepergian Rega di awal perjalanan akademiknya meninggalkan luka mendalam bagi kampus ini. Namun, aksi solidaritas dan kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh civitas akademika menjadi bukti bahwa di balik duka, ada kekuatan untuk terus maju dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga bagi seluruh pihak. (*)
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Deasy Mayasari |