https://jabar.times.co.id/
Pendidikan

Kolaborasi Mahasiswa Gencarkan Budaya Literasi pada Siswa di Sorong Papua Barat Daya

Senin, 10 Februari 2025 - 10:22
Kolaborasi Mahasiswa Gencarkan Budaya Literasi pada Siswa di Sorong Papua Barat Daya Para mahasiswa asal berbagai universitas di Indonesia saat mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. (FOTO: Arya Apolonio for TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, SORONG – Belasan mahasiswa asal berbagai perguruan tinggi di Indonesia berkolaborasi ikut meningkatkan budaya literasi di kalangan anak-anak di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Mereka merupakan mahasiswa peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Tinggi RI.

Belasan mahasiswa yang mengikuti Program PMM tersebut berasal dari berbagai universitas di tanah air. Antara lain Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta; Universitas Tanjung Pura Pontianak, Universitas Muhammadiyah Bengkulu; Universitas Muhammadiyah Sorong dan lain sebagainya.

“Dalam program ini, kami tidak sekadar fokus pada kegiatan akademik saja. Tidak hanya sekadar mengajari anak-anak belajar membaca berhitung, kami juga melaksanakan kegiatan sosial untuk masyarakat Kabupaten Sorong,” kata Arya Apolonio, mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Arya menerangkan, selama berada di Kabupaten Sorong, dirinya bersama teman-teman mahasiswa dari berbagai univeritas melakukan banyak program. Di antara program yang paling dikenang adalah menyelenggarakan program literasi, belajar membaca di SD 5 Inpres Mariat Pantai, Kabupaten Sorong.

Kolaborasi-Mahasiswa-Gencarkan-Budaya-Literasi-b.jpg

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis anak-anak di sekolah tersebut. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membuka wawasan anak-anak dan memberikan semangat untuk belajar lebih giat,” tandas Arya, Senin (10/2/2025).

Akademus, mahasiswa Universitas Tanjung Pura Pontianak mengaku senang dapat lolos mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).

Baginya, momentum tersebut sangat berharga bagi dirinya. Sebab, dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tersebut dirinya dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan sekaligus banyak belajar tentang budaya masyarakat Kabupaten Sorong.

“Tentu ini pengalaman yang berharga bagi saya. Saya orang Kalimantan bisa belajar budaya saudara kita di Papua. Saya pun merasa terinspirasi dengan semangat belajar anak-anak Papua," katanya.

"Melihat semangatnya tersebut tentu kami ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar ilmu akademik. Dengan program literasi tersebut, kami berharap bisa membantu meningkatkan minat baca mereka,” sambung Akademus.

Selain melaksanakan program literasi, budaya membaca, selama di Kabupaten Sorong ia bersama teman-temannya terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Antara lain, kegiatan Hari Raya Keagamaan, tim penggerak outbond, closing ceremony dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

Ardi, mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang turut dalam program ini, menambahkan, dalam program ini dirinya banyak belajar tentang kehidupan dan budaya di Papua. “Ini adalah pengalaman luar biasa yang mengajarkan kami pentingnya berbagi dan bekerja sama untuk kebaikan bersama,” ungkapnya.

Melalui PMM, ia tidak hanya memperoleh pengalaman akademik yang lebih luas, tetapi juga dapat mempererat persahabatan antar mahasiswa dari berbagai daerah. Selain itu, program ini untuk menjadi agen perubahan yang siap berkontribusi bagi kemajuan Indonesia, termasuk di wilayah Papua.

“”Program ini membawa dampak yang positif bagi masyarakat setempat. Anak-anak di SD 59 Inpres Mariat Pantai semakin antusias belajar serta semakin termotivasi untuk melangkah maju dengan pendidikan.  Program ini harus dilanjutkan untuk masa depan anak-anak di daerah,” pintanya.

Selain itu, dengan adanya program ini para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di tanah air bisa saling mengenal dan menjalin persahabatan serta melatih saling peduli. Sebab, sejatinya pendidikan tidak sekadar sarana untuk mengejar ilmu, tetapi juga untuk membangun hubungan yang saling menguatkan di antara berbagai suku dan budaya di Indonesia. 

“Program ini harus dilanjutkan di masa-masa akan datang. Karena sangat bagus untuk mahasiswa dan masyarakat yang ada di daerah-daerah terpencil seperti Papua,” ungkapnya.

Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Dr Rustamadji, M.Si mengapresiasi kehadiran belasan mahasiswa asal perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).

Menurutnya, para mahasiswa yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan orang-orang pilihan dan hebat. Sebab, para mahasiswa ini mau mengikuti kegiatan yang jauh dari tanah kelahirannya sekaligus beradaptasi dengan lingkungan budaya yang berbeda dengan di daerahnya.

“Saya mewakili akademisi di Kabupaten Sorong menyampaikan terima kasih atas kontribusi para mahasiswa yang tidak hanya datang untuk belajar, tetapi juga turut memberikan dampak positif di masyarakat. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membawa perubahan,” jelas Rustamadji.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ini dilaksanakan sepanjang tahun akademik dan melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Para mahasiswa yang terpilih berkesempatan untuk tinggal di Papua Barat Daya selama beberapa bulan, dan belajar mengenai budaya setempat.

Tak hanya itu saja, para mahasiswa berkolaborasi dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Keberadaan mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) juga membuka kesempatan bagi mahasiswa dari luar Papua untuk merasakan langsung kehidupan di wilayah yang memiliki kekayaan budaya dan tantangan tersendiri. (*)

Pewarta : A. Tulung
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.