TIMES JABAR, MAJALENGKA – Sebagai sarana penunjang terhadap pengembangan bisnis farmasi yang akan dilakukan PT Sindangkasih Multi Usaha Majalengka, Jawa Barat, kini gedung farmasi Silih Asih tengah direvitalisasi.
"Kondisi gedung kurang layak untuk digunakan operasional ritel atau apotek, maka kini dipugar dan rehab untuk mendukung pengembangan bisnis farmasi," ujar Direktur Utama PT Sindangkasih Multi Usaha, Dede Sutisna, Jumat (26/8/2022).
Dede mengatakan, bahwa pelaksanaan rehab gedung yang kini tengah berjalan itu menggunakan cara atau pola tipe swakelola sesuai dengan surat keputusan yang dikeluarkan direksi.
Berikutnya, kata dia, direksi juga mengeluarkan surat keputusan dan penetapan untuk tim swakelola yang terdiri tiga unsur tim di dalamnya dengan peranannya sebagai perencana atau persiapan, kemudian pelaksana dan pengawasan.
"Dari tiga tim itu komposisinya secara umum terbagi dua, yakni dari unsur internal dan eksternal. Pemegang peran bagian teknis perencanaan dan pengawasannya dari PUTR," ujarnya.
Sementara itu, untuk tim pelaksana, menurut Dede, pihaknya merekrut tenaga ahli yang kompeten dalam pelaksanaan pembangunan dengan pola konsep swakelola.
Dede menjelaskan alasan pihaknya menentukan pola pembangunan revitalisasi gedung tersebut dengan tipe swakelola agar dapat mengefesiensikan anggaran biaya.
"Jadi, kita tanamkan pola bagaimana caranya dengan anggaran yang seminim-minimnya revitalisasi gedung farmasi Silih Asih itu dapat terlaksana dengan baik," katanya.
Dede mengungkapkan, meskipun anggaran yang disusun oleh tim perencana berkisar di angka Rp 500 juta lebih, tapi direksi menekankan kepada tim pelaksana untuk bisa merealisasikan seefisien dan seefektif mungkin.
Selanjutnya, Dede mengutarakan soal pekerjaan desain engineering detail dipastikan akan terjadi sedikit beberapa perubahan, sebab menurutnya revitalisasi gedung dilakukan bukan dari pembangunan awal tetapi sesuai kebutuhan struktur yang baru.
Namun, jika terjadi kurang sesuai dengan perencanaan, Dede mengatakan hal itu dikarenakan kondisi di lapangan sedikit berbeda, dan tentunya bakal dilakukan perubahan desain atau CCO, baik dari struktur bangunan ataupun anggaran biaya.
"Misalnya ketika terjadi perubahan, pasti akan dilakukan adendum terhadap perubahan dikarenakan kondisi di lapangan sedikit berbeda," ujarnya.
Dede menyebutkan, untuk pelaksanaan revitalisasi gedung farmasi Silih Asih sendiri walaupun target batas waktu maksimal penyelesaian pekerjaan revitalisasi itu 6 bulan, namun tim pelaksana menyanggupi bisa menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 3 bulan sampai 4 bulan.
"Tim pelaksanaan menyanggupi selesai maksimal 4 bulan, artinya bisa lebih menghemat lagi dari sisi waktu yang otomatis berhubungan dengan upah tenaga kerja," ungkapnya.
Ia harap, bahwa dengan direvitalisasinya gedung farmasi Silih Asih itu ditujukan sebagai fasilitas daya dukung untuk mendongkrak terhadap pengembangan ekspansi bisnis ritel yang bakal digarap PT Sindangkasih Multi Usaha Majalengka. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gedung Farmasi Silih Asih Majalengka Direvitalisasi
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Irfan Anshori |