https://jabar.times.co.id/
Berita

Sebanyak 40 Negara Kontributor UNIFIL PBB Mengutuk Serangan Israel 

Minggu, 13 Oktober 2024 - 10:24
Sebanyak 40 Negara Kontributor UNIFIL PBB Mengutuk Serangan Israel  Kendaraan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) terlihat berpatroli di Marjayoun di Lebanon selatan dekat dengan perbatasan Israel. (FOTO: Arab News/AFP)

TIMES JABAR, JAKARTA – Empat puluh dari 50 negara yang berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, Sabtu (12/10/2024) kemarin mengeluarkan pernyataan bersama mengutuk keras serangan Israel baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian.

"Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara memadai," kata pernyataan bersama yang diunggah pada X oleh misi PBB Polandia dan ditandatangani oleh negara-negara termasuk kontributor utama Indonesia, Italia dan India.

Penandatangan lainnya termasuk Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan Cina, semua negara yang telah mengerahkan ratusan tentaranya didalam pasukan tersebut.

Setidaknya 5 pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon terluka dalam beberapa hari terakhir oleh serangan tentara Israel saat zionis itu menghadapi Hizbullah ke Lebanon selatan.

Misi penjaga perdamaian, UNIFIL menuduh militer Israel "sengaja" menembaki posisi mereka.

Selain menyebabkan anggota UNIFIL terluka, sejumlah menara pengawas UNIFIL, kantor dan fasilitas lainnya juga sengaja ditembaki hingga ambruk dan mengalami kehancuran.

Ke-40 negara kontributor pasukan penjaga perdamaian PBB itu "menegaskan kembali dukungan penuhnya  untuk misi dan kegiatan UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah untuk membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah," bunyi pernyataan itu.

"Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang mencakup kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan personelnya setiap saat," tambahnya.

UNIFIL melibatkan sekitar 9.500 tentara yang berasal dari sekitar 50 negara. Pasukan ini bertugas memantau gencatan senjata yang mengakhiri perang 33 hari pada tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.

Perannya kemudian diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 tahun itu, yang menetapkan bahwa hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh dikerahkan di Lebanon selatan.

Pada pertemuan puncak hari Jumat, para pemimpin negara-negara seperti Prancis, Italia, dan Spanyol mengatakan, “serangan” terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL melanggar Resolusi 1701 dan harus diakhiri.

UNIFIL mengatakan, beberapa hari terakhir, pasukannya telah berulang kali diserang oleh pasukan Israel di kota Naqura di Lebanon tempat markas besarnya, serta di posisi lain.

Bahkan Israel juga menggunakan tank pada hari Kamis saat menyerang keberadaan pasukan penjaga perdamaian tersebut sehingga menyebabkan dua anggota pasukan penjaga perdamaian Indonesia jatuh dari menara pengawas di Naqura.

Keesokan harinya, UNIFIL mengatakan, ada pula ledakan di dekat menara observasi di Naqura yang melukai dua anggota Pasukan Helm Biru itu yang berasal dari Sri Lanka.

Israel berdalih mereka membalas adanya "ancaman langsung" di dekat posisi penjaga perdamaian PBB.

Pada hari Sabtu, UNIFIL mengabarkan seorang penjaga perdamaian di Naqura, Jumat (11/10/2024) malam anggotanya juga terkena tembakan.

Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti mengatakan kepada AFP, bahwa tugas misi penjaga perdamaian telah menjadi sangat sulit karena ada banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan.

Terancam

Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix menyampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan, bahwa 300 pasukannya di Lebanon selatan telah dipindahkan sementara ke pangkalan yang lebih besar awal minggu ini, dan menyusul rencana pemindahan 200 pasukan lainnya.

"Jejak UNIFIL di posisi yang paling terdampak telah dikurangi hingga 25 persen," katanya, sembari mencatat bahwa jumlah pasukan penjaga perdamaian sebelumnya telah ditingkatkan karena ketegangan.

"Keamanan dan keselamatan pasukan penjaga perdamaian kini semakin terancam," kata Lacroix kepada Dewan Keamanan.

Sebagian besar anggota dalam pertemuan tersebut menyatakan kecaman atau kekhawatiran atas tembakan tank Israel yang menghantam menara pengawas UNIFIL pada hari Kamis.

Tetapi Wakil Duta Besar AS, Robert Wood  mengatakan masyarakat internasional harus memfokuskan upayanya untuk memperkuat lembaga-lembaga negara Lebanon.

"Solusi untuk krisis ini bukanlah Lebanon yang lebih lemah. Solusinya adalah Lebanon yang kuat dan benar-benar berdaulat, dilindungi oleh pasukan keamanan yang sah, yang diwujudkan dalam Angkatan Bersenjata Lebanon," katanya.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon menyampaikan kepada dewan bahwa resolusi 1701, yang mengharuskan Hizbullah untuk memindahkan unit-unit bersenjata dari Lebanon selatan, harus ditegakkan, bersama dengan resolusi 1559, yang diadopsi pada tahun 2004, dan ia “menyerukan pembubaran dan pelucutan senjata semua milisi Lebanon dan non-Lebanon.”

"Kami memenuhi kewajiban kami untuk memastikan hal ini, tapi dewan juga harus mendukung upaya kami," katanya.

Lacroix sendiri mengatakan, Lebanon dan Israel harus memastikan resolusi 1701 ditegakkan.

"UNIFIL diberi mandat untuk mendukung pelaksanaan resolusi 1701, namun kami harus menegaskan bahwa pihak-pihak yang terlibat harus melaksanakan ketentuan resolusi ini," ungkapnya kepada Dewan Keamanan.

Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti sebelumnya menegaskan bahwa Helm Biru akan tetap bertahan meskipun ada bahaya terjebak dalam baku tembak.

"Kami berada di sana karena Dewan Keamanan (PBB) telah meminta kami untuk berada di sana. Jadi kami akan tinggal sampai situasinya tidak memungkinkan bagi kami untuk beroperasi," tambah Tenenti.

Duta Besar Prancis untuk PBB, Nicolas de Riviere menyampaikan kepada dewan bahwa salah satu tujuan konferensi yang direncanakan Prancis di Lebanon pada tanggal 24 Oktober adalah untuk menjamin kedaulatan Lebanon.

"Kami ingin dukungan yang lebih besar bagi lembaga-lembaga Lebanon, khususnya Angkatan Bersenjata Lebanon," katanya.

"Kami ingin Angkatan Bersenjata Lebanon dikerahkan ke selatan dan melaksanakan tugasnya. Yang perlu kami lakukan adalah memastikan bahwa Angkatan Bersenjata Lebanon diperlengkapi dan dilatih dengan baik," katanya.

Tugas UNIFIL di perbatasan Lebanon saat ini semakin berat dan membahayakan posisi mereka karena Israel  dengan brutal menyerang mereka sehingga membuat 40 negara mengutuk keras. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.