TIMES JABAR, JAKARTA – Setelah melancarkan Badai Al-Aqsa yang kemudian menciptakan perang di Gaza, Hamas akan menyusulkan Badai Sinwar ke Israel.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan, perjuangan anti-Israel yang dipimpin oleh mantan Kepala Biro Politik gerakan Perlawanan Palestina Yahya Sinwar pada akhirnya akan mengarah pada kehancuran rezim Israel.

Pemimpin Hamas sementara, Khaled Mashal yang kini berada di luar negeri menyampaikan pernyataan tersebut di Istanbul, Turki saat menghadiri upacara berkabung untuk menghormati Yahya Sinwar, yang meninggal dunia karena dibunuh tentara Israel di Jalur Gaza.

“Sinwar telah menimbulkan badai terhadap rezim Zionis dan menimpakannya dengan gempa bumi dahsyat yang akan menyebabkan kehancurannya,” katanya.

Masha menambahkan, Israel berupaya menghadapi Sinwar dengan nasib yang tidak menguntungkan, namun Tuhan mewujudkan takdir terhormat untuknya dan ia menjalani kehidupan yang berani dan mati dengan terhormat.

Ia juga menegaskan bahwa Perlawanan Palestina akan terus menghadapi kekejaman Israel dan akan menyambut pendekatan apa pun yang menjamin terwujudnya hak-hak rakyat Palestina dan mengarah pada penghentian agresi.

Sayangnya kabar terakhir Khaled Mashal menolak menduduki jabatan Pemimpin Hamas untuk menggantikan Yahya Sinwar karena alasan kesehatan.

Khaled Mashal, semula digadang-gadang menjadi pemimpin baru Hamas, setelah Yahya Sinwar tewas dibunuh Israel di Gaza pada Rabu (16/10/2024) pekan lalu. 

Pria yang menjabat sebagai Kepala Biro Politik Hamas itu sebelumnya jadi kandidat kuat untuk memimpin milisi Palestina tersebut. 

Hamas sendiri bakal merahasiakan identitas calon pengganti Yahya Sinwar Meski begitu, hingga kini, belum ada konfirmasi langsung dari Khaled Mashal terkait penolakan tersebut, seperti dikutip New Arab.

Sebelumnya, kantor berita Rusia, TASS, mengutip situs berita LBCI Lebanon, melaporkan pada Jumat (18/10/2024), bahwa Khaled Mashal sudah menjadi pemimpin sementara Hamas menggantikan Yahya Sinwar.

"Sumber-sumber mengonfirmasi bahwa Mashal telah mengambil peran sebagai pemimpin sementara Hamas," demikian laporan TASS.

Laporan media tersebut juga mengatakan, Mashal bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak utama yang terlibat dalam pembicaraan tentang pembebasan sandera Israel.

Saat ini Hamas sendiri dilaporkan sedang melakukan sejumlah diskusi bersama para petingginya untuk menentukan siapa pengganti Yahya Sinwar.

Selain Khaled Mashal, ada beberapa kandidat lain yang juga digadang-gadang bakal menjadi pengganti Sinwar sebagai pucuk pimpinan Hamas. Salah satunya Mohammad Darwish atau Abu Omar Hasan. Darwish saat ini menjabat sebagai Kepala Dewan Syura Hamas.

Darwish sebetulnya juga pernah digadang-gadang menjadi pengganti Ismail Haniyeh yang tewas dibunih tentara Israel di Teheran, Iran, bulan Juli 2024 lalu. Namun, rencana itu tidak terwujud lantaran Hamas memilih Sinwar untuk menggantikan Ismail Haniyeh.

Wakil pemimpin Hamas, Khalil Al-Hayya, juga menjadi kandidat potensial untuk menggantikan Yahya Sinwar. Saat ini, Hayya sedang ditugaskan di Gaza untuk memantau warga dan mendorong gencatan senjata di wilayah tersebut.

Selain nama-nama di atas, ada juga nama-nama lain yang disebut menjadi calon pemimpin tertinggi Hamas. Beberapa di antaranya, seperti tokoh senior Hamas, Mohammed Nazal dan Kepala Pertama Biro Politik Hamas, Mousa Abu Marzoul.

Namun yang jelas Pemimpin Hamas sementara, Khaled Mashal mengklaim, bahwa  Hamas akan melancarkan "Badai Sinwar" ke Israel.

Menurutnya organ Hamas masih hidup. "Yahya Sinwar, yang dibunuh Israel minggu lalu, akan "menimbulkan badai" terhadap Israel yang pada akhirnya akan menyebabkan kehancurannya," kata pemimpin sementara Hamas itu. (*)