TIMES JABAR, JAKARTA – Mantan Presiden AS, Donald Trump dari partai Republik memenangkan 'pertempuran' Pilpres AS di dua negara bagian yakni North Carolina dan Georgia.
Negara bagian Georgia, bekas basis Partai Republik yang telah memilih Demokrat empat tahun lalu.
Dengan kemenangannya di North Carolina dan Georgia, Donald Trump mempersempit jalan Kamala Harris menuju kemenangan dan memperluas rutenya untuk meraih 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menjadi presiden berikutnya.
Jalan Kamala Harris menuju kemenangan semakin sempit karena Trump secara umum memperoleh lebih banyak dukungan daripada yang diperolehnya pada kampanye 2020 yang gagal.
Negara bagian Tar Heel merupakan target utama kedua kampanyenya dan menjadi lokasi berbagai demonstrasi pada hari-hari terakhir pertarungan. Partai Demokrat belum pernah mengklaim kemenangan di North Carolina sejak Barack Obama pada tahun 2008.
Trump menang dalam dua pemilihan terakhir dan kemenangan ini merupakan dorongan bagi calon dari Partai Republik yang mengatakan, bahwa dia percaya diri saat memberikan suaranya bersama istrinya Melania pada hari Selasa (5/11/2024).
Lebih dari 4,2 juta warga North Carolina telah memberikan suaranya sebelum hari pemilihan, dan pernah memecahkan rekor jumlah pemilih di tahun 2020. Dengan kemenangan ini, Donald Trump menjadi kandidat pertama yang memenangkan negara bagian.
Tim Kamala Harris Diam
Tim Kamala Harris hanya diam dan tidak memberikan komentar positif.
Pembawa acara CNN, Abby Phillip melaporkan Selasa, sesaat sebelum pukul 11.00 tadi malam dari kantor pusat Kamala Harris di Universitas Howard pada Selasa malam. "Saya pikir kata kuncinya adalah diam," lapor Phillip.
"Tidak banyak yang bisa dikatakan, karena tim Harris tampaknya mencari titik terang di peta, karena hasil ini muncul sangat, sangat lambat," katanya.
Phillip mengatakan bahwa pada awal malam itu mereka mendapat banyak tanggapan positif dari sumber tim Kamala Harris, tetapi mengatakan bahwa mereka akan melihat angka-angkanya.
Masih ada sejumlah pusat populasi besar di beberapa negara bagian "Tembok Biru" seperti Wisconsin, Georgia, dan Pennsylvania yang belum masuk.
"Terjadi perlambatan dalam putaran itu, karena mereka benar-benar menggali angka-angka ini saat mereka masuk dan mencoba memahami apa yang tersisa bagi mereka, terutama di pusat-pusat perkotaan besar," katanya.
Phillip kemudian melaporkan bahwa manajer kampanye Kamala Harris, Jen O'Malley Dillon mengirim memo kepada stafnya yang mengatakan, bahwa jalan mereka adalah "tembok biru" dan dengan margin yang sangat kecil dan sangat lambat untuk masuk.
Tembok Biru yang dimaksudkan itu adalah kumpulan negara bagian yang suara elektoralnya sering kali jatuh ke tangan kandidat presiden dari Partai Demokrat.
Donald Trump pernah mengubah tiga negara bagian menjadi merah pada tahun 2016 yakni Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Tetapi pada tahun 2020, ketiga negara bagian tersebut kembali menjadi biru, dan jatuh ke tangan Presiden Joe Biden .
Tiga negara bagian utama, yang secara kolektif mencakup 44 suara elektoral, belum ditentukan baik untuk Kamala Harris maupun Trump dalam pemilihan 2024.
Memenangkan tiga negara bagian kemungkinan akan membawa salah satu kandidat ke ambang batas 270 suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan Gedung Putih. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pilpres AS, Donald Trump Menang di North Carolina dan Georgia
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |