TIMES JABAR, MAKKAH – Puluhan ribu jemaah calon haji Indonesia (JCH Indonesia) sudah selesai melempar jumrah Ula di Mina. Selanjutnya dilanjut dengan lempar Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah, dengan total 70 atau 49 batu kerikil. Dikisahkan juga ada 70 nabi yang telapak kakinya pernah menginjak tanah Mina.
Dalam kitab Ihya Ulumuddin, jilid 1 halaman 270, yang ditulis oleh Imam Al Ghazali, disebutkan, "Ketahuilah, zahirnya melontar jumrah. Namun hakekatnya sedang menimpuk setan dengan ketundukan melakukan perintah Allah sebagai bentuk pengagungannya semata karena perintahNya, bukan berlandaskan akal dan perasaan."
Dikisahkan Imam Ghazali, masih dalam Ihya Ulumuddin, bahwa melempar jumrah, tujuannya adalah keterikatan dengan perintah, menampakkan penghambaan, bersegera untuk hanya melaksanakan perintah bukan berlandaskan akal dan nafsu di dalamnya.
Kemudian tujuannya, adalah menyerupai Nabi Ibrahim AS. Karena Iblis yang terlaknat berusaha di tempat tersebut memasukkan syubhat pada pelaksanaan haji untuk melakukan fitnah dan kemaksiatan. Maka Allah SWT, telah memerintahkannya untuk menimpuk setan dengan batu dan mengusirnya serta memutus harapannya.
Jemaah berjalan dari pondokan untuk menuju lokasi melempar jumrah. (foto: MCH 2022/TIMES Indonesia)
Saat itu, jika ada setan mengganggu Nabi Ibrahim, lalu menimpuknya. Ketika dilakukan jemaah haji, setan sedang membisikkan dalam hati setiap jemaah agar tak bersemangat melontar dan bahwa perkara ini adalah perkara tak bermanfaat, sama seperti sebuah permainan yang tak layak mendapat perhatian serius. Hal tersebut adalah bisikan setan.
Pada Sabtu (9/7/2022) sore, Amirul Hajj yang juga merupakan Menteri Agama RI, H Yaqut Cholil Qoumas mulai berjalan kaki ke Mina untuk melaksanakan Jamarat, melempar jumrah Ula, dengan tujuh batu kerikil, didampingi rombongan naib Amirul Hajj berjalan kaki dari Kantor Urusan Haji Indonesia di Mekah.
Ada banyak literatur mengenai asal usul nama "Mina", berasal dari istilah Arab "Al Muna", jamak dari "Omniah" yang berarti "keinginan".
Dikisahkan, ketika Malaikat Jibril akan meninggalkan Nabi Adam, Malaikat Jibril memintanya untuk membuat permintaan (Omniah) kepada Nabi Adam. Lalu, Nabi Adam menginginkan surga.
Ada hal yang menarik dipelajari dan dikaji di tanah Mina. Ada yang mengisahkan bahwa ada 70 nabi yang pernah menginjakkan kaki di tanah Mina. Namun, TIMES Indonesia belum menemukan sumber jelas yang menjelaskan detail soal hal itu. Nabi siapa saja yang pernah melewati tanah Mina.
Dari peninjauan di lokasi, Mina adalah sebuah lembah di sampingnya ada dua gunung, Thabir dan Al-Sabeh. Keduanya diyakini telah dilewati sekitar 70 nabi tempat tersebut dengn menggunakan pakaian wol putih.
Hal itu dijelaskan oleh mantan Dekan di Perguruan Tinggi Bahasa dan Terjemahan di Universitas Raja Khalid Abha, Abdullah Al Malki, Arab Saudi. Namun, buku atau kitab yang menjelaskan hal itu belum penulis temukan.
Selanjutnya, di Mina juga terdapat beberapa tempat sangat penting diantaranya, lokasi Jamarat, yaitu lokasi dimana terdapat ke tiga jumrah, Ula, Wustha dan Aqabah.
Ada juga Al-Manhar (Jabal Qurban), yaitu lokasi penyembelihan binatang. Ada juga Masjid Al-Khaif, yaitu lokasi dimana Nabi Muhammad SAW pernah melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina sewaktu berhaji.
Menteri Agama Yaqut Yaqut Cholil Qoumas didampingi rombongan naib Amirul saat melaksanakan ibadah lempar jumrah. (foto: MCH 2022/TIMES Indonesia)
Masjid Al-Khaif merupakan salah satu masjid yang bangunan fisiknya dibangun di zaman Nabi Muhammad SAW. Tapi dalam sejumlah riwayat, terdapat 70 Nabi yang pernah shalat di Masjid itu.
Terakhir, ada Masjid Al-Bai’ah. Masjid tersebut adalah Masjid yang pernah menjadi tempat Rasulullah dibai’at oleh orang-orang Anshar yang datang dari Madinah 1 tahun sebelum hijrah.
Saat di Masjid itu, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Mina itu seperti rahim, ketika terjadi kehamilan, diluaskan oleh Allah Subhana Wa Taala."
Sejak Sabtu (8/7/2022) dini waktu, waktu Arab Saudi, seluruh jemaah Indonesia sudah masuk Mina untuk melakukan lempar jumrah. "Jemaah harus betul-betul jaga kesehatan. Karena jarak dari Maktab ke Jamarat sangat jauh dan harus jalan kaki," kata Menteri agama, usai lempar jumrah.
Menurutnya, untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji memang dibutuhkan stamina yang prima. Sebab melaksanakan jamarat, seluruh jemaah harus melakukan perjalanan panjang sekitar 4 kilometer.
"Ke Jamarot kurang lebih 1,5 km, kemudian menuju Mina kurang lebih 3,5 km. Jadi kurang lebih total 4 km lah. Semoga seluruh jemaah meraih haji mabrir," doa Gus Menteri, begitu akrab sapa.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hakikat Melempar Jumrah Hingga Jejak 70 Nabi di Mina
Pewarta | : Yatimul Ainun |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |