TIMES JABAR, BANJAR – Rumah Bakat Kota Banjar mengedukasikan dampak gadget dalam tumbuh kembang anak dan bagaimana cara orangtua menghadapinya di Aula Dinas Perpustakaan Daerah Kota Banjar, Minggu (25/8/2024).

Puluhan peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah orang tua yang ingin mendapatkan ilmu tentang bagaimana menerapkan penggunaan gadget pada anak di masa tumbuh kembangnya.

Narasumber yang dihadirkan dalam parenting ini adalah Sri Haryati, M.Ag seorang founder Hayat School yang juga merupakan konsultan pendidikan dan karir, konsultan keluarga, praktisi taleng maping asal Bandung.

Ketua Rumah Bakat Kota Banjar, Euis Rina Susilawati menyampaikan bahwa edukasi serupa telah dilaksanakan dua kali di Kota Banjar dengan sasaran ibu-ibu rumah tangga.

"Rumah Bakat ini konsen ke parenting dan mental health ya jadi diharapkan ini dapat menjadi solusi bagi orangtua yang kesulitan menghadapi dampak gadget bagi anak-anaknya," ungkapnya kepada TIMES Indonesia.

Inisiatif parenting ini diakui Euis berawal dari maraknya kasus asusila anak yang dimotivasi dari penggunaan gadget mengingat era digitalisasi saat ini sudah merambah ke berbagai kalangan usia termasuk anak-anak.

"Banyak kasus pencabulan dengan pelaku atau korban dari kalangan anak-anak sehingga ini perlu perhatian serius terkait bagaimana kita meminimalisir dampak negatif penggunaan gadget. Baik itu bagi anak maupun bagi kita sebagai orangtuanya," paparnya.

Menurutnya, perilaku orangtua yang keasikan gadget akan berdampak terhadap tumbuh kembang anaknya sehingga mereka akhirnya merasa kesepian karena kurang interaksi positif dengan orang tuanya.

"Ini perlu perhatian serius dan bagaimana cara memanage sendiri karena dampak gadget itu pula yang merubah paradigma pergaulan bagi anak-anak remaja contohnya sehingga mereka pacaran seperti orang dewasa," tuturnya.

Dijelaskan Euis, Rumah Bakat ini merupakan komunitas ibu rumah tangga yang bergerak dalam berbagai kegiatan positif sejak sebelum pandemi Covid.

"Karena kegiatan positif itu dapat menjadi semacam terapi bagi ibu-ibu yang merasa kelelahan selain untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang kita butuhkan khususnya dalam menghadapi persoalan dalam rumah tangga baik itu dengan pasangan, anak maupun orangtua bahkan dengan diri kita sendiri," urainya.

Ditambahkan H Anto Hendrayanto selaku pembina Rumah Bakat Banjar, selama ini kegiatan sudah berjalan secara berkala dan bergerak di tingkat RT.

"Ke depannya kami akan menyiapkan duta kesehatan mental di tingkat RT sehingga nantinya siapapun yang memiliki masalah pribadi tidak salah curhat ya karena ada pembinaan mentalnya," terangnya.

Anto menyebut pihaknya menyediakan posko di Purwaharja untul sementara sebagai tempat konseling bagi siapapun yang ingin sharing untuk kesehatan mentalnya.

"Lebih jauh lagi, nantinya kami akan mewujudkan visi misi Rumah Bakat yaitu kenali dirimu dan temukan bakat terbaikmu," jelasnya.

Rumah Bakat menyediakan talent maping gratis dan sudah digelar di beberapa sekolah di Kota Banjar untuk menggali potensi diri masing-masing baik itu dari sisi kekurangan maupun kelebihannya.

"Tujuannya sendiri agar nanti para siswa dapat mengenal dirinya masing-masing sehingga mereka dapat menggapai masa depannya. Seperti jurusan kuliahnya ngambil apa dan pekerjaan yang cocok dengan dirinya apa," urai salah satu penggiat UMKM Kota Banjar ini.

Dari 20% warga yang melakukan konseling, Anto menyebut bahwa 80% masalah yang mendominasi adalah masalah keluarga.

"Kami berharap ke depannya kegiatan ini bisa dikolaborasikan dengan program Pemerintah yang satu tujuan dengan kami seperti Dinas sosial di bidang perlindungan perempuan dan anak," harapnya. (*)