TIMES JABAR, MAJALENGKA – Pertemuan antara politisi Golkar Majalengka, Budi Victoriadi dan calon Wakil Bupati Majalengka nomor urut 02, Koko Suyoko menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Pertemuan ini memunculkan berbagai spekulasi terkait arah dukungan Budi, yang memiliki segudang pengalaman organisasi, termasuk sebagai mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) serta Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Majalengka.

Diketahui bahwa Partai Golkar telah mengusung Eman Suherman dan Dena M. Ramdhan dalam Pilkada Majalengka 2024. Sementara itu, Koko Suyoko merupakan politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang berpasangan dengan mantan Bupati Majalengka, Karna Sobahi.

Lantas, apa yang dibahas dalam pertemuan antara Koko dan Budi?

Menurut Budi, pertemuan itu membahas masa depan masyarakat Majalengka dan kesejahterannya. Dia menyatakan, kedepan sangat penting pemimpin Majalengka yang memiliki jaringan internasional.

Budi menjelaskan, Majalengka yang telah digempur investasi, diperlukan kepemimpinan yang mempu mengatur regulasi yang berpihak tidak hanya pada investor, melainkan pada masyarakat lokal di Majalengka.

Kepentingan nasional jelas menyatakan bahwa Majalengka harus menjadi simpul ekonomi dalam 30 tahun ke depan. Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan pemimpin yang visioner, yang memiliki ide dan jaringan internasional.

"Bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan dan membuat kebijakan yang sejalan dengan kepentingan nasional," ujar Budi di kediamannya di Majalengka, Minggu, 13 Oktober 2024.

Selain itu, lanjut Budi, pertemuannya dengan Koko adalah yang pertama kalinya. Sebab, ia hanya mengenal Koko melalui literatur. "Koko Suyoko ini satu-satunya calon yang belum saya kenal secara langsung," ujar Budi.

Dalam pertemuan tersebut, Koko juga memaparkan visi dan misinya untuk Majalengka, termasuk pengalaman kerjanya di Jepang dan rencana kontribusinya bagi kemajuan daerah.

Budi menilai, pengalaman profesional Koko selama lebih dari dua dekade di Jepang menjadi nilai tambah dalam kontestasi Pilkada Majalengka 2024. Budi juga membandingkan pengalaman Koko dengan anggota keluarganya yang bekerja di luar negeri.

"Saya memandang, Pak Koko bukan orang biasa. Seseorang dari Majalengka yang mampu bekerja di Jepang hingga level manajer pasti memiliki prestasi. Di perusahaan asing, posisi seperti itu tidak diperoleh hanya karena kedekatan," tegasnya.

Budi berharap, jika Koko terpilih sebagai Wakil Bupati Majalengka, dia dapat menularkan nilai-nilai kedisiplinan, etos kerja, serta budaya kebersihan kepada masyarakat. Menurutnya, tiga prinsip tersebut sangat penting untuk kemajuan Majalengka.

"Kabupaten Majalengka memiliki potensi yang luar biasa. Bahkan, meskipun orang Majalengka tidur, daerah ini akan tetap maju berkat peran strategisnya dalam kepentingan nasional dan provinsi," ujarnya.

Kawal Investasi, Prioritaskan Kepentingan Masyarakat

Budi juga menekankan pentingnya pemimpin Majalengka di masa depan memiliki visi yang jelas untuk menghadapi tantangan regional dan nasional. Ia berharap Koko dapat mengawal investasi di Majalengka sambil memastikan kepentingan masyarakat tetap menjadi prioritas.

"Yang terpenting adalah mengawal investasi untuk kepentingan Majalengka, bukan hanya untuk kepentingan investor. Kita perlu membuat regulasi yang dapat melindungi aspek tenaga kerja, dunia usaha, seni, tradisi, pertanian, dan lain-lain," tegas Budi.

Budi juga menekankan pentingnya pemimpin visioner bagi Majalengka, mengingat posisi strategis daerah ini sebagai simpul ekonomi di masa depan. Menurutnya, kebijakan yang diambil oleh pemimpin Majalengka harus selaras dengan kepentingan nasional dan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat.

"Oleh karena itu, Majalengka membutuhkan pemimpin yang visioner, yang memiliki gagasan, ide, dan jaringan internasional," ungkap Budi.

Di akhir pertemuan, Budi juga memberikan pesan kepada masyarakat Majalengka untuk bersikap objektif dalam memilih pemimpin di Pilkada Majalengka 2024.

"Harapan saya, salah satu bukti keimanan adalah kecintaan terhadap daerah. Oleh karena itu, berpikirlah objektif dalam memilih. Pilihan kita akan berdampak panjang bagi masa depan anak cucu," jelas politisi Golkar asal Majalengka ini. (*)