https://jabar.times.co.id/
Ekonomi

Jokowi Dorong Strategi Hilirisasi Padat Karya untuk Rumput Laut dan Kopi

Kamis, 19 September 2024 - 16:46
Jokowi Dorong Hilirisasi Padat Karya untuk Rumput Laut dan Kopi Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024). (FOTO: ANTARA/Andi Firdaus-Setpres)

TIMES JABAR, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak para peserta Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) untuk merancang strategi hilirisasi yang padat karya, khususnya dalam memaksimalkan potensi besar Indonesia pada rumput laut dan kopi. Ajakan tersebut disampaikan oleh Jokowi dalam pidatonya saat pembukaan Kongres ISEI XXII yang diadakan di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (14/9/2024).

"Tolong, ini betul-betul bisa mendesain rencana dan strateginya. Yang saya ingin adalah hilirisasi yang padat karya," ujar Jokowi, yang disiarkan secara daring oleh Sekretariat Presiden di Jakarta.

Presiden menekankan pentingnya penerapan manajemen yang baik dalam pengembangan produk turunan rumput laut. Menurut Jokowi, produk seperti pupuk organik, kosmetik, hingga bahan bakar pesawat memiliki potensi besar namun belum tersentuh dengan optimal di Indonesia.

Dengan panjang garis pantai mencapai 81 ribu kilometer, Indonesia merupakan negara dengan potensi kelautan yang besar. Namun, Jokowi menyayangkan bahwa potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

"Kita tahu, Indonesia memiliki pesisir yang paling panjang nomor dua di dunia, 81 ribu kilometer. Ini sebuah potensi besar, tapi memang harus didesain, harus direncanakan, harus dibuat strategi yang benar, sehingga nanti hasilnya bisa ketemu," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyoroti rendahnya produktivitas kopi di Indonesia dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam. Ia mengungkapkan bahwa produksi kopi di Indonesia hanya sekitar 2,5 ton per hektare, sementara Vietnam mencapai 8 hingga 9 ton per hektare.

"Kopi ini, saya cek, kita punya berapa hektar sih kopi? 1,2 juta hektare. Saya cek di lapangan, berapa sih produksi per hektare kita? Hanya kurang lebih 2 ton per hektare. Dua lebih sedikit, 2,3-2,5 per hektare," kata Jokowi.

Selain itu, Presiden juga menegaskan perlunya memperkuat riset dan pengembangan di sektor kopi dan komoditas lainnya agar Indonesia dapat bersaing di pasar global. Ia menyoroti bahwa lemahnya riset menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi dan kualitas kopi Indonesia.

"Masa kita kalah dengan Vietnam? Padahal kita yang lebih dulu," katanya.

Presiden juga menyerukan perhatian lebih pada riset dan pengembangan di sektor kakao, yang memiliki potensi besar namun masih belum optimal. Ia menyebutkan bahwa meskipun Indonesia memiliki lahan kakao seluas 1,4 juta hektare, banyak bahan mentah yang justru diimpor.

"Kakao kita memiliki 1,4 juta hektare. Industrinya ada, tapi bahan mentah kakaonya kurang, sehingga kita justru impor, salah besar lagi," lanjut Jokowi.

Menurut Presiden, jika strategi hilirisasi padat karya ini berhasil diterapkan dengan baik, Indonesia dapat memperoleh nilai tambah yang signifikan dari berbagai komoditas unggulannya, termasuk lada dan nilam.

"Yang lain-lainnya masih banyak, lada, nilam, yang ini turunannya akan memberikan nilai tambah yang sangat besar," tutur Presiden Jokowi. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.