https://jabar.times.co.id/
Kopi TIMES

Pesantren sebagai Penjaga Moral Generasi Bangsa

Sabtu, 13 Juli 2024 - 19:31
Pesantren sebagai Penjaga Moral Generasi Bangsa Deni Rahman, M.I.Kom., Dosen STAI Al-Fatah Bogor dan Pemerhati Sosial

TIMES JABAR, BOGOR – “Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan berbagai latihan dan pengalaman, namun tidak jujur itu sangat susah diperbaiki” (Mohammad Hatta).

Ungkapan Mohammad Hatta di atas semestinya menjadi renungan bagi kita tentang pentingnya akhlak (moralitas) dalam menjalani tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Bahkan untuk urusan akhlak ini Allah secara khusus mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menyempurnakan akhlak umatnya. 

Saat ini kita dihadapkan dengan fenomena merosotnya nilai-nilai moral. Tidak sedikit masyarakat kita yang terlibat dalam permainan judi online, korupsi yang terus meningkat, maraknya peredaran narkoba dan berbagai tindakan tidak terpuji lainnya. 

Ironisnya, krisis moral juga menggerogoti generasi muda. Kaum muda yang semestinya menyiapkan diri menjadi penerus bangsa justru terlibat dalam berbagai tindakan amoral. Moral generasi bangsa terus mengalami pergeseran dari berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara mereka berpakaian, tutur kata, tingkah laku, pergaulan dan berbagai aspek lainnya.

Bahkan dalam kasus permainan judi online yang saat ini menjadi sorotan, banyak anak di bawah usia 10 tahun yang terlibat permainan haram tersebut. Jumlahnya cukup banyak, yaitu 80.000 orang atau 2 persen dari total keseluruhan pemain judi online di Indonesia.

Berbagai persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak. Jika tidak segera ditangani dan diantisipasi, maka masalah krisis akhlak ini akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pelajar yang notabene merupakan generasi emas perlu diselamatkan dari krisis moral. Sebab kalau tidak, keberadaan mereka hanya akan menjadi beban bagi bangsa tercinta ini. 

Peran Pesantren 

Semakin merosotnya nilai-nilai moral di kalangan generasi muda perlu dicarikan solusi sesegera mungkin. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan di tengah maraknya fenomena kekerasan, pelecehan seksual, dan tawuran pelajar. Yang dimaksud pendidikan karakter di sini bukan sekadar teori semata, tetapi yang tak kalah pentingnya bagaimana pendidikan akhlak itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan. 

Dalam konteks keteladanan ini, pondok pesantren selama bertahun-tahun cukup berhasil dalam pendidikan dan penerapan karakter dalam kehidupan sehari-hari.  Pondok Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berada pada lingkungan masyarakat Indonesia dengan model pembinaan yang sarat dengan pendidikan luhur bangsa. Sehingga pesantren menjadi sebuah lembaga yang sangat efektif dalam membangun karakter bangsa. 

Menurut Firdaus (2016) ada tiga alasan membangun karakter bangsa menjadi penting. Pertama, bangsa Indonesia telah mengalami babak perkembangan yang dipengaruhi oleh kehidupan global dan dikenal dengan era disrupsi yang sangat berpengaruh pada tatanan kehidupan masyarakat. Kedua, dari sisi mentalitas, bangsa Indonesia masih perlu membenahi diri. Ketiga, secara bersamaan, bangsa ini memasuki era informasi sekaligus era reformasi. Era ini membawa perubahan yang sangat drastis pada atmosfer politik bangsa dengan kebebasan berpendapat yang jauh berbeda dengan era sebelumnya. 

Pesantren sebagai ujung tombak pendidikan Islam sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia. Eksistensi pesantren telah terbukti mampu bertahan di tengah derasnya arus modernisasi dengan beragam tantangan dan dampak negatif yang ditimbulkannya. Dengan kata lain, pondok pesantren telah terbukti mampu berperan sebagai benteng moralitas bangsa.  

Sebagai lembaga pendidikan yang sudah mengakar kuat di tengah masyarakat Indonesia, pondok pesantren memiliki keunggulan tersendiri dalam penanaman pendidikan karakter bagi para santrinya. Pendidikan ala pesantren dinilai lebih efektif dalam membentuk karakter generasi bangsa karena model asrama dengan pengawasan ketat dari kiai dan ustadz sangat memudahkan untuk menerapkan nilai-nilai akhlak. 

Sistem pendidikan pesantren tidak hanya memberikan pengajaran berupa teks tetapi juga memberikan keteladanan langsung kepada santrinya melalui keteladanan yang berlangsung selama 24 jam. Karena itulah, proses pengembangan pesantren harus didukung oleh pemerintah secara serius karena keberadaannya sangat strategis sebagai benteng terakhir penjaga moralitas generasi bangsa. 

Seiring perkembangan teknologi dengan segala tantangannya, pesantren harus tampil di garda terdepan dalam pembangunan karakter bangsa. Langkah ini perlu terus diikhtiarkan mengingat pembentukan akhlak adalah sebuah proses berkelanjutan. 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak (moral). Hanya dengan ketinggian akhlak itulah Indonesia akan mampu mencetak generasi emas yang bisa membawa bangsa ini lebih maju dan bermartabat. 

***

*) Oleh : Deni Rahman, M.I.Kom., Dosen STAI Al-Fatah Bogor dan Pemerhati Sosial.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.